PERANGGAPAN DALAM ACARA TALK SHOW JUST ALVIN EDISI ANANG "SEPARUH JIWAKU PERGI"

Pragmatik berhubungan dengan wacana melalui bahasa dan konteks. Sebagai suatu cabang ilmu bahasa, pragmatik memiliki kajian atau bidang telaahan tertentu. Ada empat kajian pragmatik, yaitu: deiksis, praanggapan (presupposition), tindak ujaran (speech acts), dan implikatur percakapan (conversational implicature). Dalam kajian pragmatik praangapan merupakan suatu pengalaman manusia sehari-hari sehingga praanggapan juga merupakan gejala yang mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Penutur menganggap informasi tertentu sudah diketahui oleh pendengarnya tetapi informasi tersebut tidak akan dinyatakan dan akibatnya akan menjadi bagian dari apa yang disampaikan tetapi tidak dikatakan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang praanggapan yang terdapat dalam acara talk show just Alvin Metro TV. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2013 di Bekasi. Objek pada penelitian ini adalah tuturan antara Alvin dan Anang dalam acara talk show just Alvin. Objek yang diteliti adalah data percakapan antara Alvin pembawa acara dan Anang narasumber menggunakan teknik sampling purposive. Berdasarkan hasil analisis dan uraian pembahasan, adalah terdapat 134 atau 100% data dan bagaimana praanggapan yang terjadi dalam acara talk show Just Alvin yaitu terjadinya praanggapan eksistensial (praanggapan tertinggi) dengan data 72 atau 53,73%, kemudian praanggapan faktual 32 atau 23,88%, selanjutnya praanggapan leksikal 19 atau 14,17%, praanggapan struktural 9 atau 6,71%, dan yang paling sedikit praanggapan nonfaktual 2 atau 1,49%. Hasil tersebut didapat dengan cara mengambil data terlebih dahulu setelah itu dipisahkan sesuai konteks yang ada kemudian dianalisis hingga ditemukan beberapa praanggapan, selain terdapat praanggapan juga diperoleh unsur pendukung pemahaman dan kemunculan praanggapan. Kemudian bisa juga ditambah dengan memadukan kategori praanggapan tersebut dengan unsur yang mendukung pemahaman dan kemunculan praanggapan serta perolehan praanggapan. Sehingga kajian praanggapan menjadi lebih mudah dipahami dalam cabang ilmu pragmatik